السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Selamat Datang Di Dunia Blog suNNy



Jumat, 20 Januari 2012

Artike_Artikel Penting.. yang menarik.

Udah beberapa hari ini.. mungkn hampir semingguan lah.. gak buka Facebook *dunia ke2* dulu, bikin facebook tujuanku untuk bisa bergaul dengan banyak orang. semakin kesini-semakin asik. Tetapi, udah beberapa waktu belakangan ini, situs ini membuatku bosan. sedikit sich... yang membuat aku bertahan untuk tetap bergaul dalam duni maya adalah.. artikel artikel yang memuat cerita nyata tentang arti hidup, tentang cinta, juga tentang kehidupan luar yang belum pernah aku alami.

Artikel yang lagi aku senangi saat ini yaitu @strawberry.. page yang lucu karena mengingat namanya strawberry  mengingatkan aku ke kartun strawberry yang seperti ini.. lucu yaa ^_^



Disini ditemukan banyak artikel, yang menarik dan kita juga bisa memetik pelajaran tentang hidup. salah satunya tentang kebesaran ALLAH SWT dalam menciptakan keajaibannya..

Kesaksian Dokter: “Jantung Seorang Mukmin Kumandangkan Adzan”

oleh Strawberry pada 21 Januari 2012 pukul 10:15
Dokter Jasim al-Haditsy seorang penasihat kesehatan jantung anak di ‘Amir Sulthan Center untuk Penyakit Jantung’ Rumah Sakit Angkatan Bersenjata Riyadh, mengisahkan kepadaku, “Salah seorang rekanku yang bisa dipercaya bercerita kepadaku, bahwa suatu malam saat ia sedang bertugas di rumah sakit, ada seorang pasien yang meninggal dunia, maka ia segera memastikan akan kematian pasien tersebut, ia meletakkan stetoskop di atas dadanya hingga ia mendengarkan suara, ‘Allahu Akbar, Allahu Akbar, Asyhadu alla ilaha illallah’…

Ia berkata, “saya rasa adzan subuh. Kemudian saya bertanya kepada perawatnya, ‘Jam berapa sekarang?’ Ia menjawab, “Jam satu malam.”

Saya tahu bahwa saat ini belum tiba saatnya adzan subuh, kemudian saya kembali meletakkan stetoskop di atas dadanya dan saya kembali mendengarkan adzan tersebut selengkapnya.

Saya bertanya kepada keluarga orang ini, tentang keadaannya semasa hidup, mereka menjelaskan, ‘Ia bekerja sebagai muadzin pada sebuah masjid, biasanya ia datang ke masjid seperempat jam sebelum tiba waktunya atau kadang lebih awal lagi, ia selalu menghatamkan al-Qur’an dalam tiga hari dan sangat menjaga lisannya dari kesalahan.”

***

Tanggal lima belas bulan Ramadhan 1421 H., seorang jamaah shalat, pingsan di masjid saat ia mengumandangkan iqamah shalat Subuh, dengan segera tiga orang dari jamaah shalat membawanya ke Rumah Sakit Angkatan Bersenjata di Riyadh.

Orang itu sadar saat mereka masih dalam perjalanan menuju ke rumah sakit, sekonyong-konyong ia berdzikir seakan-akan tidak pernah terjadi apapun.

Sesampainya di instalasi gawat darurat, ia disambut oleh seorang pemeriksa jantung yang menceritakan kisah ini kepadaku, “Kami menemukan adanya peradangan mematikan yang parah sekali pada sebagian besar jantungnya, kondisi itu membuat kami tercengang.

Saat saya berusaha membawanya ke ruang ICU, tiba-tiba saya mendengar suara tasbih dan tahlil, dan ia membisikkan ke telinga salah seorang rekanku lalu tersenyum sambil membaca, ‘Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammad Rasulullah’ lalu jiwanya terbang menuju keharibaan Tuhan-nya.

Rekanku yang mendengar bisikan orang tersebut tiba-tiba menangis tersedu-sedu, aku kaget atas kejadian ini dan segera menanyakan keadaannya, ia berkata, “Orang ini telah membisikkan kepadaku, “Dokter! Usahlah anda menyibukkan diri, sungguh aku akan mati, aku telah melihat surga, insya Allah aku akan segera ke sana, aku melihatnya sekarang, sungguh aku melihatnya.”

Saat orang ini ditanya tentang riwayat hidup (sisi kehidupan) orang yang telah meninggal ini, ia berkata, “Ia sangat menjaga dua perkara:

Pertama, ia dan muadzin selalu saling dahulu-mendahului untuk datang ke masjid, kadang muadzin mendahuluinya dan lebih sering ia yang datang terlebih dahulu.

Kedua, ia tidak dikenal kecuali sebagai pribadi yang baik, Allah Ta’ala telah menjaganya dari perbuatan keji dan mungkar, ia tidak pernah berbohong atau menggunjing orang lain.

***

Allah telah mencukupinya dan Allah telah menjaminnya. Dan sungguh kita tidak bisa memberikan rekomendasi apapun untuk siapapun di hadapan Allah.

***

Saya telah melakukan operasi penambalan pembuluh darah terhadap seorang pasien yang berada di ruang Bagian Jantung.

Sehari sebelum ia diperbolehkan untuk pulang –karena menurut perhitungan kami saat itu ia telah sembuh- ia memanggil anak-anak dan istrinya, ia mengharapkan mereka segera hadir, sesaat setelah mereka semua hadir ia berkata, “Aku akan meninggal sebentar lagi, maka maafkanlah aku.”

Kemudian ia memanggil dokter dan para perawat yang merawatnya untuk mengucapkan terima kasih kepada mereka, lalu ia berbaring di atas sisi kanannay seraya mengucapkan, ‘Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammad Rasulullah’, ia telah menghadap Tuhan-nya.

Saya bertanya kepada anak-anaknya tentang riwayat hidup ayah mereka, mereka menjelaskan, “Ayah kami orang yang baik, kami tidak pernah melihatnya menggunjing, berbohong, berbuat keji, atau kemungkaran.”

***

Ketika masih duduk di bangku kuliah di Kairo Mesir, saya mengenal seseorang yang taat kepada Allah. Ia mengajarkan al-Qur’an, dan membimbing penghafal al-Qur’an di komplek tempat tinggalku. Selama bertahun-tahun ia tidak pernah terlambat datang mengajar pada waktunya yaitu setelah shalat Subuh hingga terbit matahari.

Suatu hari ia mengucapkan selamat tinggal kepada semua yang hadir setelah menutup pelajarannya, seakan-akan ia tidak akan mengajar kembali setelah hari itu. Hari itu juga, sebelum tiba saat Zhuhur kami mendapatkan berita tentang kematiannya pada jam sepuluh pagi.

Keesokan harinya kami mendapatkan kisah kematiannya berdasarkan cerita istrinya, “Sebagaimana biasa ia pulang ke rumah jam tujuh lebih tiga puluh menit, ia mengucapkan salam kepadaku, kemudian berkata, “Sesungguhnya saya akan mati pada jam sepuluh.” Sayapun mengiranya bercanda, lalu ia berkata, “Siapkanlah sarapan untukku.” Saya menyiapkan sarapan, lalu kami menyantapnya berdua.

Pada jam delapan tiga puluh menit ia masuk ke kamar mandi, ia mandi agak lama, kemudian ia keluar dan memakai wewangian sebagaimana yang ia lakukan ketika hendak berangkat untuk shalat Jum’at, lalu ia memakai pakaian yang paling bagus dan mulai membaca al-Qur’an.

Beberapa menit sebelum jam sepuluh ia berkata, “Saya akan mati pada jam sepuluh, maka maafkanlah aku, lupakanlah semua kesalahan dan kekhilafanku kepadamu.”

Saya sangat terkejut dan tidak bisa mengucapkan apapun, beberapa detik sebelum jam sepuluh, ia bersiap-siap untuk tidur lalu membaca, ‘Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammad Rasulullah’, lalu ia menghadap Tuhan-nya.

***

Sekarang perkenankanlah saya menceritakan kepada anda tentang riwayat hidup orang ini, sungguh saya belum pernah melihatnya menggunjing orang lain, berbohong, menipu , berbicara kotor atau mungkar, sejak saya mengenalnya di komplek itu.

Ada sebuah pertanyaan yang perlu untuk dijawab, berapa banyakkah orang-orang yang shalatnya mampu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar?

Allah Ta’ala berfirman,
“Dan dirikanlah shalat. Sesungghnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.” (QS. Al-Ankabut: 45)

Sayangnya, kadang kita masih temui orang-orang yang menggunjing orang lain padahal ia belum keluar dari masjid. Atau kadang ia menggunjing maupun berbohong padahal ia masih berada di pintu masjid setelah menunaikan shalat.
Atau pedagang yang menipu pembelinya padahal baru saja ia menunaikan shalatnya di masjid. Atau orang yang menzhalimi orang lain atau bermuamalah dengan riba padahal ia termasuk orang-orang yang biasa membaca takbiratul ihram –menunaikan shalat-.

Saudara-saudaraku! Sesungguhnya orang yang shalatnya tidak mampu mencegahnya dari perbuatan keji, mungkar dan keburukan-keburukan lainnya berupa kemaksiatan dan dosa, maka hendaklah ia mengintrospeksi dirinya. Karena di situlah kekurangannya, mungkin ia belum bisa melaksanakan shalat sebagaimana mestinya, atau ia tidak menunaikannya dengan khusyu’. Seandainya ia mampu mersakan keagungan shalat lalu mendirikannya sebagaimana mestinya, tentulah dengan izin Allah shalat itu akan mencegahnya dari perbuatan keji dan mungkar.

Saudaraku yang mulia, sebelum coba-coba menggunjing, berbohong, menipu dan mengambil riba, ingatlah bahwa baru saja anda menunaikan shalat di masjid, semoga saja cara itu akan membatu anda untuk menahan diri, agar di hari kiamat nanti anda tidak termasuk orang-orang yang pailit.

Sungguh, semua ini terjadi atas kehendak Allah, Dia-lah yang menunjukkan kepada jalan kebenaran.

Masih banyak yang lebih bermanfaat, tapi yang harus diingat adalah.. bukan hanya untuk dibaca. tapi dimengerti dan 1 lagi... Action.. ^_^ ocee..

Subhanallah... Allahhu Akbar..
Maha Suci Allah, Allah Maha Besar...
Maha Suci Allah, Dengan Segala KebesaranNYA...



COKLAT ituuu... aku banget..

Sedikit kutipan tentang coklat yang aku dapat dari info blogger lain..
"Cokelat atau sering dikenal sebagai kokoa dihasilkan dari tumbuhan kakao atau dikenal dengan nama latin Theobroma cacao. Kata theobroma berarti makanan para dewa. Cokelat atau kokoa diambil dari bagian biji pohon kakao.
Negara penghasil kakao terbesar di dunia saat ini adalah Pantai Gading. Sedangkan Indonesia juga menempati urutan 3 besar negara penghasil kakao. Itu sebabnya banyak sekali cokelat yang bisa dihasilkan dan dinikmati di Indonesia."

Coklat itu, bisa bikin aku nice mood.. memikirkan hal-hal yang menyenangkan. kenyang, juga... ehmmm.. enak banget deh pokoknya.. 
Coklat itu klo istilahnya music award.. udah masuk rating paling atas tanpa audisi..

oppzz.. today, i need much coklat.
untuk menghilangkan sedikit rasa jengkelku terhadap masa lalu. 
aduuhh.. pokoknya tema,judul inti pada hari ini tuh coklat 
bangeeddd.. >,< 







Percakapan Coklat & aku..

Me : Coklat,
COklat : apa??
Me : bapak kamu... buruh batu bara yaa??
Coklat : Ko' tau?
Me : karena kamuuuu.. udah mencairkan hati akuuu..

*GombalGembel_Comedy Project* 

Jumat, 06 Januari 2012

Perubahan... Aku ingin perubahan....

7 Jan 2012

Hari sabtu pertama di tahun 2012..

Weekend.. aku ingin melakukan perubahan dalam diri, hal-hal yang harus dirubah adalah sikap,gaya hidup, juga fasilitas yang ada pada diri sekarang.. Juga pergaulan.

Rabu, 04 Januari 2012

DEAR DIARY....

4 Januari 2012

Ini hari pertama di tahun 2012 aku nengok kamu.. sebenernya kangen dari kemarin. tapi gimana yaa baru sempet nich.
Ry, kamu tau tidak. perasaan ku sama seseorang? tahun ini cinta itu terlalu murah dan mudah untuk diucapkan. sedikit bingung untuk membedakan cinta asli dan palsu. ayu ting ting aja bingung cari alamat nya si aa', vidi juga lagi bingung sama status palsunya. Begitu banyak laki-laki yang bilang.. "aku cinta kamu, aku sayang kamu, aku suka kamu" itu khan mulut mereka yang bilang Ry.. bukan hati mereka..
ada lagi nich Ry yang bikin aku kesel..

Ry,kemarin aku dapet sms dari "dia".. gak tau kenapa hatiku tertuju pada "dia" Ry. karakter "dia" jauh dari apa yang ada dalam kriteria ku.. dari beberapa insan yang ku kenal.. "dia" beda banget. cuek tapi "dia" pengen perhatian. sebenernya akupun pengen seperti itu ke "dia" tapi aku lagi berusaha menjaga hatiku untuk seseorang yang nantinya halal bagiku.. apa aku bisa istiqomah dalam setiap langkahku nanti Ry? I hope so... sedikit kutipan sebelum aku beranjak pergi meninggalkanmu Ry..



Senja mulai terbentang di ufuk barat. menghadirkan setiap kisah untuk menyambut sang rembulan hadir..
berharap nanti sang malam berteman kan cahaya rembulan.. dan cahaya bintang kejora sebesar sinar cinta yang hadir untuk "dia"

Selasa, 20 Desember 2011

Al-Ashr.. Pendek Tapi Memiliki Makna Yang Dalam..

Allah taala berfirman,
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran" (QS. Al Ashr).
Surat Al Ashr merupakan sebuah surat dalam Al Quran yang banyak dihafal oleh kaum muslimin karena pendek dan mudah dihafal. Namun sayangnya, sangat sedikit di antara kaum muslimin yang dapat memahaminya. Padahal, meskipun surat ini pendek, akan tetapi memiliki kandungan makna yang sangat dalam. Sampai-sampai Imam Asy Syafii rahimahullah berkata,
لَوْ تَدَبَّرَ النَّاسُ هَذِهِ السُّوْرَةَ لَوَسَعَتْهُمْ
"Seandainya setiap manusia merenungkan surat ini, niscaya hal itu akan mencukupi untuk mereka." [Tafsir Ibnu Katsir 8/499].
Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah berkata, "Maksud perkataan Imam Syafii adalah surat ini telah cukup bagi manusia untuk mendorong mereka agar memegang teguh agama Allah dengan beriman, beramal sholih, berdakwah kepada Allah, dan bersabar atas semua itu. Beliau tidak bermaksud bahwa manusia cukup merenungkan surat ini tanpa mengamalkan seluruh syariat. Karena seorang yang berakal apabila mendengar atau membaca surat ini, maka ia pasti akan berusaha untuk membebaskan dirinya dari kerugian dengan cara menghiasi diri dengan empat kriteria yang tersebut dalam surat ini, yaitu beriman, beramal shalih, saling menasehati agar menegakkan kebenaran (berdakwah) dan saling menasehati agar bersabar" [Syarh Tsalatsatul Ushul].
Iman yang Dilandasi dengan Ilmu
Dalam surat ini Allah taala  menjelaskan bahwa seluruh manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kerugian yang dimaksud dalam ayat ini bisa bersifat mutlak, artinya seorang merugi di dunia dan di akhirat, tidak mendapatkan kenikmatan dan berhak untuk dimasukkan ke dalam neraka. Bisa jadi ia hanya mengalami kerugian dari satu sisi saja. Oleh karena itu, dalam surat ini Allah mengeneralisir bahwa kerugian pasti akan dialami oleh manusia kecuali mereka yang memiliki empat kriteria dalam surat tersebut [Taisiir Karimir Rohmaan hal. 934].
Kriteria pertama, yaitu beriman kepada Allah. Dan keimanan ini tidak akan terwujud tanpa ilmu, karena keimanan merupakan cabang dari ilmu dan keimanan tersebut tidak akan sempurna jika tanpa ilmu.  Ilmu yang dimaksud adalah ilmu syari (ilmu agama). Seorang muslim wajib (fardhu ain) untuk mempelajari setiap ilmu yang dibutuhkan oleh seorang mukallaf dalam berbagai permasalahan agamanya, seperti prinsip keimanan dan syariat-syariat Islam, ilmu tentang hal-hal yang wajib dia jauhi berupa hal-hal yang diharamkan, apa yang dia butuhkan dalam muamalah, dan lain sebagainya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلىَ كُلِّ مَسْلَمٍ
"Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim." (HR. Ibnu Majah nomor 224 dengan sanad shahih).
Imam Ahmad rahimahullah berkata,
يَجِبُ أَنْ يَطْلَبَ مِنَ الْعِلْمِ مَا يَقُوْمُ بِهِ دِيْنَهُ
"Seorang wajib menuntut ilmu yang bisa  membuat dirinya mampu menegakkan agama."  [Al Furu 1/525].
Maka merupakan sebuah kewajiban bagi setiap muslim untuk mempelajari berbagai hal keagamaan yang wajib dia lakukan, misalnya yang berkaitan dengan akidah, ibadah, dan muamalah. Semua itu tidak lain dikarenakan seorang pada dasarnya tidak mengetahui hakikat keimanan sehingga ia perlu meniti tangga ilmu untuk mengetahuinya. Allah taala  berfirman,
مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلا الإيمَانُ وَلَكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ  نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا
"Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Quran itu dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengannya siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami." (Asy Syuura: 52).
Mengamalkan Ilmu
Seorang tidaklah dikatakan menuntut ilmu kecuali jika dia berniat bersungguh-sungguh untuk mengamalkan ilmu tersebut. Maksudnya,  seseorang dapat mengubah ilmu yang telah dipelajarinya tersebut menjadi suatu perilaku yang nyata dan tercermin dalam pemikiran dan amalnya.
Oleh karena itu, betapa indahnya perkataan Fudhail bin Iyadh rahimahullah
لاَ يَزَالُ الْعَالِمُ جَاهِلاً حَتىَّ يَعْمَلَ بِعِلْمِهِ فَإِذَا عَمِلَ بِهِ صَارَ عَالِمًا
"Seorang yang berilmu akan tetap menjadi orang bodoh sampai dia dapat mengamalkan ilmunya. Apabila dia mengamalkannya, barulah dia menjadi seorang alim" (Dikutip dari Hushul al-Mamul).
Perkataan ini mengandung makna yang dalam, karena apabila seorang memiliki ilmu akan tetapi tidak mau mengamalkannya, maka (pada hakikatnya) dia adalah orang yang bodoh, karena tidak ada perbedaan antara dia dan orang yang bodoh, sebab ia tidak mengamalkan ilmunya.
Oleh karena itu, seorang yang berilmu tapi tidak beramal tergolong dalam kategori yang berada dalam kerugian, karena bisa jadi ilmu itu malah akan berbalik menggugatnya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتىَّ يَسْأَلَ عَنْ عِلْمِهِ مَا فَعَلَ بِهِ
,"Seorang hamba tidak akan beranjak dari tempatnya pada hari kiamat nanti hingga dia ditanya tentang ilmunya, apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu tersebut." (HR. Ad Darimi nomor 537 dengan sanad shahih).
Berdakwah kepada Allah
Berdakwah, mengajak manusia kepada Allah taala, adalah tugas para Rasul dan merupakan jalan orang- orang yang mengikuti jejak mereka dengan baik. Allah taala berfirman,
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ (١٠٨)
"Katakanlah, "inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik." (Yusuf: 108).
Jangan anda tanya mengenai keutamaan berdakwah ke jalan Allah. Simak firman Allah taala berikut,
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?" (QS. Fushshilat : 33).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda,
فَوَاللَّهِ لَأَنْ يُهْدَى بِكَ رَجُلٌ وَاحِدٌ خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ
Demi Allah, sungguh jika Allah memberikan petunjuk kepada seseorang dengan perantara dirimu, itu lebih baik bagimu daripada unta merah" (HR. Bukhari nomor 2783).
Oleh karena itu, dengan merenungi firman Allah dan sabda nabi di atas, seyogyanya seorang ketika telah mengetahui kebenaran, hendaklah dia berusaha menyelamatkan para saudaranya dengan mengajak mereka untuk memahami dan melaksanakan agama Allah dengan benar.
Sangat aneh, jika disana terdapat sekelompok orang yang telah mengetahui Islam yang benar, namun mereka hanya sibuk dengan urusan pribadi masing-masing dan "duduk manis" tanpa sedikit pun memikirkan kewajiban dakwah yang besar ini.
Pada hakekatnya orang yang lalai akan kewajiban berdakwah masih berada dalam kerugian meskipun ia termasuk orang yang berilmu dan mengamalkannya. Ia masih berada dalam kerugian dikarenakan ia hanya mementingkan kebaikan diri sendiri (egois) dan tidak mau memikirkan bagaimana cara untuk mengentaskan umat dari jurang kebodohan terhadap agamanya. Ia tidak mau memikirkan bagaimana cara agar orang lain bisa memahami dan melaksanakan ajaran Islam yang benar seperti dirinya. Sehingga orang yang tidak peduli akan dakwah adalah orang yang tidak mampu mengambil pelajaran dari sabda rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
"Tidak sempurna keimanan salah seorang diantara kalian, hingga ia senang apabila saudaranya memperoleh sesuatu yang juga ia senangi." (HR. Bukhari nomor 13).
Jika anda merasa senang dengan hidayah yang Allah berikan berupa kenikmatan mengenal Islam yang benar, maka salah satu ciri kesempurnaan Islam yang anda miliki adalah anda berpartisipasi aktif dalam kegiatan dakwah seberapapun kecilnya sumbangsih yang anda berikan.
Bersabar dalam Dakwah
Kriteria keempat adalah bersabar atas gangguan yang dihadapi ketika menyeru ke jalan Allah taala. Seorang dai (penyeru) ke jalan Allah mesti menemui rintangan dalam perjalanan dakwah yang ia lakoni. Hal ini dikarenakan para dai menyeru manusia untuk mengekang diri dari hawa nafsu (syahwat), kesenangan dan adat istiadat masyarakat yang menyelisihi syariat [Hushulul mamul hal. 20].
Hendaklah seorang dai mengingat firman Allah taala berikut sebagai pelipur lara ketika berjumpa dengan rintangan. Allah taala berfirman,
وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ فَصَبَرُوا عَلَى مَا كُذِّبُوا وَأُوذُوا حَتَّى أَتَاهُمْ نَصْرُنَا وَلا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ وَلَقَدْ جَاءَكَ مِنْ نَبَإِ الْمُرْسَلِينَ (٣٤)
"Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) para rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami terhadap mereka" (QS. Al-Anam : 34).
Seorang dai wajib bersabar dalam berdakwah dan tidak menghentikan dakwahnya. Dia harus bersabar atas segala penghalang dakwahnya dan bersabar terhadap gangguan yang ia temui. Allah taala menyebutkan wasiat Luqman Al-Hakim kepada anaknya (yang artinya),
"Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)" (QS. Luqman :17).
Pada akhir tafsir surat Al Ashr ini, Syaikh Abdurrahman As-Sadi rahimahullah berkata,
فَبِالِأَمْرَيْنِ اْلأَوَّلِيْنَ، يُكَمِّلُ اْلإِنْسَانُ نَفْسَهُ، وَبِالْأَمْرَيْنِ اْلأَخِيْرِيْنَ يُكَمِّلُ غَيْرَهُ، وَبِتَكْمِيْلِ اْلأُمُوْرِ اْلأَرْبَعَةِ، يَكُوْنُ اْلإِنْسَانُ قَدْ سَلِمَ تعل مِنَ الْخُسَارِ، وَفَازَ بِالْرِبْحِ [الْعَظِيْمِ]
"Maka dengan dua hal yang pertama (ilmu dan amal), manusia dapat menyempurnakan dirinya sendiri. Sedangkan dengan dua hal yang terakhir (berdakwah dan bersabar), manusia dapat menyempurnakan orang lain. Dan dengan menyempurnakan keempat kriteria tersebut, manusia dapat selamat dari kerugian dan mendapatkan keuntungan yang besar" [Taisiir Karimir Rohmaan hal. 934].
Semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk menyempurnakan keempat hal ini, sehingga kita dapat memperoleh keuntungan yang besar di dunia ini, dan lebih-lebih di akhirat kelak. Amiin. (muslim.or.id)